Selasa, 04 Mei 2010

PENGGUNAAN BAHASA ILMIAH dalam ARTIKEL PERTANIAN

PENGGUNAAN BAHASA ILMIAH dalam
ARTIKEL PERTANIAN













OLEH :

Tri Wahyu Lestari 0905315009



FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA
2009







BAB I
PENDAHULUAN

I.I Pengertian Bahasa Ilmiah
Bahasa adalah salah satu sarana komunikasi yang paling mudah dilakukan oleh manusia,tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi,bertukar pikiran selain itu tanpa kemampuan berbahasa ini maka manusia tidak mungkin mengembangkan kebudayaannya, sebab tanpa mempunyai bahasa maka hilang pulalah kemampuan untuk meneruskan nilai-nilai budaya dari generasi yang satu kepada generasi selanjutnya. Variasi bahasa bahasa dapat dibedakan dari segi pemakai dan segi pemakaiannya. Dari segi pemakaiannya dapat dibedakan atas variasi atau ragam bahasa yang disebut dialek,idiolek, dan sosiolek. Sedangkan dari segi pemakaiannya ,variasi bahasa dapat dibedakan atas ragam bahasa resmi, ragam bahasa tidak resmi dan lain-lain. Ragam bahasa resmi digunakan dalam situasi resmi,seperti dalam rapat-rapat dinas,surat menyurat resmi,laporan dinas dan sebagainya. Ragam bahasa yang disebut bahas nonbaku atau nonstandar adalah ragam bahasa yang tidak digunakan dalam situasi resmi.
Seperti yang dikatan diatas Bahasa laras ilmiah termasuk bahasa indonesia baku,resmi,atau bahasa standar (Sukarta,I Nengah,dkk:2008). Disebut bahasa ilmiah karena memiliki suatu rumusan dan kaidah tertentu, logika tertentu dan konseptual. Bahasa ilmiah cenderung didasarkan pada pemikiran, sekehendak hati, menuntut kemungkinan dialogis atau diskusi (logis dan memiliki arti mendalam), dan sifatnya berbentuk pernyataan tidak langsung.
Sarana penyampaian bahasa ilmiah salah satunya adalah melalui komunikasi ilmiah, komunikasi ini dapat dilakukan dengan dua cara:
1. komunikasi melalui aksara dan huruf yang terangkai menjadi kata dengan makna tertentu dalam bentuk tulisan.
2. komunikasi melalui rangkaian aksara dan huruf yang terangkai dalam bentuk kata dengan makna tertentu, yang dilakukan dengan cara oral atau lisan.



BAB II
PEMBAHASAN

II.I Kesalahan Tulisan dalam Artikel Pertanian
Dalam artikel yang berjudul pertanian organik di jepang ini terdapat beberapa kesalahan penulisan,pengejaan, dan penggunaan bahasa yang bersifat kedaerahan atau kata-kata yang belum lazim digunakan. Kesalahan penulisan itu terdapat dalam beberapa kalimat yang meliputi:
1. Mungkin anda tertarik untuk berlangganan RSS NetSains untuk selalu menerima update terbaru dari kami.
2. Negri matahari ini juga merupakan negeri para petani lokal/ kecil.
3. Di iklim yang sangat kondusif ini.
4. Konsumen sering mendapatkan sayuran yang baru dipetik tadi pagi untuk makan malam.
5. Di supermarket pada jantung kota Fukuoka, adalah umum untuk mendapatkan sayuran yang dipanen sehari sebelumnya.
6. Sebagian besar pertanian di Jepang adalah operasi skala kecil yang dijalankan oleh beberapa anggota keluarga.
7. Hasilnya tidak hanya pada kesegaran makanan lokal, namun juga dedikasi untuk terhadap produk.
8. Anggur dan peach, diantara buah lain,mereka lindungi dengan pelindung.
9. Sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh tangan.
10. Dalam era modern ini, generasi muda sudah mulai tidak tertarik.
11. Menjual tanah pertanian kepada kepentingan komersial.
12. Memberikan tanah tersebut ke anak untuk pertanian hanya dipajaki sangat minim.
13. Pertanian kadang menjadi bagian dari kurikulum sekolah.
Ke-14 kalimat di atas bukanlah kalimat bahasa indonesia baku sebab tidak mengikuti kaidah tata bahasa normatif bahasa Indonesia. Kalimat-kaliamat tersebut akan menjadi kalimat bahasa Indonesia baku jika disusun misalnya menjadi berikut ini
1a. Mungkin anda tertarik untuk berlangganan RSS NetSains untuk selalu menerima berita terbaru dari kami.
2a. Negeri matahari juga merupakan negeri para petani lokal/ kecil.
3a. Di iklim yang kondusif ini.
4a. Konsumen biasanya mendapatkan sayuran yang baru dipetik pagi hari untuk makan malam.
5a. Di supermarket yang terletak di jantung kota Fukuoka, adalah tempat umum untuk mendapatkan sayuran yang dipanen sehari sebelumnya.
6a. Sebagian besar pertanian di Jepang adalah operasi skala kecil yang dikelola oleh beberapa anggota keluarga.
7a. Hasilnya tidak hanya pada kesegaran makanan lokal, namun juga dedikasi terhadap produk.
8a. Diantaranya buah anggur dan peach,di lindungi dengan pelindung.
9a.Sebagian besar pekerjaan dilakukan dengan menggunakan tangan.
10a.Dalam era modern ini, generasi muda mulai tidak tertarik.
11a.Menjual tanah pertanian untuk kepentingan komersial.
12a.Memberikan tanah tersebut ke anak untuk pertanian hanya di kenai pajak yang minim
13a.Pertanian biasanya menjadi bagian dari kurikulum sekolah.
II.II Penjelasan
1. Dalam bahasa Inggris kata update itu mempunyai arti terbaru, apabila kalimat 1 diartikan dalam bahasa Indonesia adalah mungkin anda tertarik untuk berlangganan RSS NetSains untuk selalu menerima terbaru terbaru dari kami. kata update terbaru pada kalimat ini perlu diganti dengan kata berita terbaru sehingga maksud dari penulis ini dapat diterima dan dimengerti oleh para pembaca.
2. Kalimat 2 perlu diganti dengan kalimat 2a karena tanpa kata ini pun kalimat ke dua itu sudah jelas sehingga tidak mengakibatkan pemborosan kata.
3. Pada kalimat sangat kondusif pada pembahasan kalimat 3 perlu diganti dengan kata kondusif saja tanpa menggunakan kata sangat didalamnya, karena didalam penulisan ilmiah Keefektifitasan bahasa itu juga perlu untuk diperhatikan.
4. Kata sering dalam kalimat 4 juga seharusnya diganti dengan kata yang lebih tepat yaitu dengan kata biasanya, karena kata biasanya lebih mengandung unsur ilmiah sekaligus bisa juga bermakna sering dilakukan.
5. Pada kalimat pada jantung kota lebih baik diganti dengan kata di karena jantung kota merupakan keterangan tempat sedangkan pada kalimat adalah umum untuk mendapatkan sayuran yang dipanen sehari sebelumnya, kata tempat harus disisipkan diantara kata adalah dan umum karena dalam bahasa Indonesia baku unsur-unsur fungsi gramatikal kalimat harus secara eksplisit dan konsisten digunakan.
6. Kata dijalankan harus diganti dengan dikelola karena dalam penulisan karya ilmiah harus menggunakan istilah yang tepat, istilah merupakan unsur bahasa yang diperhatikan dalam pemakaian bahasa Indonesia terutama dalam penulisan karya ilmiah.
7. untuk terhadap produk. pada kalimat 6 seharusnya lebih disederhanakan lagi menjadi terhadap produk. Penggunaan kata bersinonim dipakai bersamaan menyebabkan pemakaian kata yang tidak hemat karena kata bersinonim memiliki makna yang hampir sama.
8. Susunan kalimat 9 harus diubah menjadi 9a karena susunan kalimat 9 tidak mengikuti aturan tata kalimat bahasa Indonesia, melainkanmenurut aturan tata bahasa inggris.
9. Kata oleh tangan sebaiknya diganti menjadi dengan menggunakan tangan karena penjelasan atau pelebaran keterangan alat ini digunakan untuk memperjelas maksud dari kalimat tersebut.
10. Kata sudah pada kalimat ini seharusnya dihilangkan karena kata sudah tidak termasuk dalam kata baku selain itu kata sudah termasuk bahasa lisan sehingga tidak layak digunakan untuk karya ilmiah.
11. Kalimat 12 seharusnya berbentuk seperti 12a karena kata kepada ditujukan untuk orang sedangkan kepentingan komersial termasuk kata benda jadi kata yang lebih tepat digunakan adalah kata untuk.
12. Kata ke anak seharusnya diganti dengan kepada anak karena kepada ditujukan untuk orang agar lebih layak untuk dibaca karena kelayakan tulisan dalam karya ilmiah itu sangat penting. Kata dipajaki harus diganti dengan dikenai pajak karena kata dipajaki itu bersifat kedaerahan sebaiknya dalam penulisan karya ilmiah kata-kata yang bersifat kedaerahan atau kata-kata yang bersifat tidak lazim tidak digunakan.
13. Kata kadang dalam kalimat 14 seharusnya diganti dengan kata yang lebih tepat yaitu dengan kata biasanya, pada dasarnya kata kadang dan biasanya adalah sinonim namum dalam penulisan karya ilmiah lebih baik menggunakan kata biasanya karena kata biasanya adalah bahasa baku.






BAB III
PENUTUP

III.I Kesimpulan
Bahasa ilmiah adalah bahasa baku,resmi atau standar. Disebut bahasa ilmiah karena memiliki suatu rumusan dan kaidah tertentu, logika tertentu dan konseptual. Bahasa ilmiah cenderung didasarkan pada pemikiran, sekehendak hati, menuntut kemungkinan dialogis atau diskusi (logis dan memiliki arti mendalam), dan sifatnya berbentuk pernyataan tidak langsung.
Dalam penulisan artikel atau karya ilmiah ini terdapat banyak kesalahan diantaranya kesalahan penggunaan kata sambung,penggunaan bahasa daerah,kesalahan memilih istilah hingga kesalahan penyusunan kalimat. Artikel ini juga terdapat beberapa kalimat yang tidak jelas arti dan maksudnya.

III.II Saran
Penyusunan kata-kata dalam merangkai kalimat seharusnya lebih diperhatikan agar pembaca lebih mudah menangkap maksud dari penulis itu sendiri, salah satu caranya adalah dengan mengurangi penggunaan bahasa daerah atau bahasa lisan dan menggunakan bahasa yang ringan namun tetap dalam konteks bahasa baku agar mendapat kesan yang lebih resmi dan intelek tetapi tetap menarik untuk dibaca oreng semua kalangan.








DAFTAR PUSTAKA

http://mnovaburhan.wordpress.com/2009/01/15/bahasa-ilmiah
http://warlijamhari.blogspot.com/2009/01/notasi-dan-bahasa-ilmiah.html
Sukarta, I Nengah,dkk.2008.TERAMPIL BERBAHASA INDONESIA LARAS ILMIAH.Denpasar:Pustaka Larasan.

















LAMPIRAN

Pertanian Organik di Jepang
Senin, 10 Agustus, 2009 oleh Arli Aditya Parikesit
Selamat datang di NetSains.com! Jika anda baru mengunjungi situs ini, mungkin anda tertarik untuk berlangganan RSS NetSains untuk selalu menerima update terbaru dari kami.
Jepang dikenal sebagai negara paling maju di Asia. Namun tahukah anda, bahwa pertanian disana ternyata masih kuat nuansa ‘tradisional’nya? Bagaimana itu? Mari kita simak selengkapnya!
Begitu kita berada di luar Tokyo, terjadilah anomali. Ini terjadi karena ternyata Negeri matahari terbit ini juga merupakan negeri para petani lokal/kecil. Di Fukuoka, kota terbesar nomor tujuh di Jepang, ladang padi yang damai terselip diantara rumah dan candi, dalam bayang-bayang pencakar langit yang hanya berjarak 10 mil.
Di iklim yang sangat kondusif ini, pertanian keluarga menanam buat dan sayuran dalam siklus tahunan, untuk memproduksi bahan pangan bagi kota berpenduduk 1,3 juta ini. Di daerah suburban, dimana pertanian lokal jauh lebih banyak, konsumen sering mendapatkan sayuran yang baru dipetik tadi pagi untuk makan malam. Di supermarket pada jantung kota Fukuoka, adalah umum untuk mendapatkan sayuran yang dipanen sehari sebelumnya.

Hasil pertanian segar
Jika anda menggigit tomat atau stroberi disini, maka efek dari kesegarannya akan segera terasa. Mereka sangat penuh cita rasa, sehingga tidak perlu dipersiapkan lebih lanjut lagi. Bahkan anak-anak menyukai sayuran, termasuk juga yang dianggap tidak enak seperti bayam atau kacang-kacangan.
Jepang memiliki istilah untuk hasrat terhadap makanan lokal dan segar: chisan, chishou, yang berarti, ‘produksi lokal, dan konsumsi lokal’.
Preservasi chisan-chisou pada salah satu negara yang paling terurbanisasi di dunia merupakan teladan yang baik, bahwa di negara lain yang terurbanisasi hal ini juga dapat diterapkan.
Dengan perkecualian Hokkaido, pulau Jepang yang paling utara dan paling rural, sebagian besar pertanian di Jepang adalah operasi skala kecil yang dijalankan oleh beberapa anggota keluarga. Hasilnya tidak hanya pada kesegaran makanan lokal, namun juga dedikasi untuk terhadap produk. Anggur dan peach, diantara buah lain, mereka lindungi dengan pelindung, sewaktu masih tumbuh, untuk melindungi mereka dari serangga dan gangguan lain. Tanah pun dipetakkan dengan baik, sehingga sayuran akan tumbuh dari dalam beberapa kaki. Dengan bantuan dari rumah kaca, hal ini membantu pasokan tanaman dari musim semi, panas, gugur, dan dingin. Sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh tangan. Petani Jepang memproduksi semangka kotak, dari trik bonsai dengan membentuk semangka menjadi kubus sewaktu ia tumbuh, sehingga ia dapat dimasukkan kedalam kulkas. Ini menunjukkan dedikasi mereka terhadap pertanian.

Bantuan Pemerintah
Dalam era modern ini, generasi muda sudah mulai tidak tertarik atau mengapresiasi pertanian chisan chishou. Namun, pemerintah Jepang tidak tinggal diam. Mereka memberikan insentif-insentif, untuk mengakselerasi pertanian lokal. Di 20 tahun terakhir ini, pemerintah telah memfasilitasi pertanian lokal untuk memasuki pasar. Menjual tanah pertanian kepada kepentingan komersial, akan dipajaki sangat tinggi oleh pemerintah, sementara memberikan tanah tersebut ke anak untuk pertanian hanya dipajaki sangat minim. Pusat pertanian juga mengundang anak-anak sekolah untuk menanam dan memanen, untuk meningkatkan minat mereka. Pertanian kadang menjadi bagian dari kurikulum sekolah.
Minoru Yoshino dari Pusat Penelitian Pertanian Fukuoka menjabarkan peran pemerintah pada chisan-chishou dalam tiga hal. Makanan lokal yang segar adalah lebih sehat, dan rasa yang nikmat akan meningkatkan konsumsi sayuran. Sementara, pertanian lokal adalah lebih baik bagi kelestarian lingkungan, karena hanya memerlukan air dan pestisida lebih sedikit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar